Aug
Kami ingin bebas dari segala, bisik jiwa yang menggema di angkasa raya, juga menjelma cita-cita yang begitu resah, ejawantah untuk sampai pada kebebasan atau kemerdekaan perlu keresahan. Diantra dinding-dinding keinginan yang tertekan, maka satu hal saja yange perlu diambil, yaitu bergerak. Bergerak membebaskan diri dari keterkungkungan, keterpenjaraan.
Pandemi bukan sebuah penjara, tepatnya bukan sebuah penjara yang sederhana. Perlu tindak aktif untuk membebaskan diri dari segala buruknya, bukan berdiam diri. Menjadi seperti rantai yang saling terikat, pelangkap setiap kayuh untuk terus bergerak, gerak tangkas serta cepat.
Kalanya kita juga melesat bak bersaing dengan cahaya diatas papan seluncur, memakai ruang yang memungkinkan manuver liar, tolakan adalah sumber untuk bergerak seliar-liarnya, nekat, angkuh, mempertontonkan aksi, karena begitulah sifat penantang untuk meruntuhkan ketidakbebasan, ketidakmerdekaan.
Memang cara itu tidak pernah tunggal, namun ada tempat tersendiri untuk cara-cara tertentu. Misalnya saja mesin yang meraung, roda yang menjelajah, menggaruk tanah subur pertiwi, mencari makna merdeka di alam yang perawan, bersemedi di hijaunya sekitar adalah sebuah tindak eksis lainnya.
Tidak ada istilah monoton, bentuk yang baru harus diciptakan, bentuk lama bukan kemutlakan. Kebaruan menjadi sejati, rupa yang tunduk menjadi tengadah garang, merdeka yang dikehendaki secara vindividu, merdeka yang kolektif, menjadi satu menjadi padu.
Membaiklah negeriku, MERDEKA!
