Menghadapi iklim Arktik yang keras, suku Inuit adalah pendahulu dan ahli dalam membuat pakaian penyekat atau jaket. Mereka membuat parka tahan air asli yang memanfaatkan usus ikan paus atau anjing laut. Mereka adalah penduduk asli Amerika yang tinggal di tempat-tempat yang dingin di Kanada Utara dan Alaska. Orang Inuit disebut dengan Inuk yang memiliki arti manusia. Terkadang mereka disebut Eskimo.
Sementara di pegunungan Himalaya ada sekelompok manusia yang mampu bertahan hidup di cuaca ekstrim dingin yaitu suku Sherpa yang memiliki arti: orang-orang dari Timur. Dalam Through A Sherpa Window: Illustrated Guide to Traditional Sherpa Culture (2008), dijelaskan bahwa kata Sherpa berasal dari bahasa mereka, shar berarti timur, dan wa berarti orang. Ini merujuk pada daerah asal mereka, yakni timur laut Tibet.
Kata Sherpa kini bisa bermakna berbeda, ada yang mengartikan sebagai pemandu untuk mencapai Everest ada juga yang memakainya untuk melebeli busana yang hangat, mereka menyebutnya Jaket Sherpa yang identik dengan bulu-bulu.
Busana adalah bagian dari produk budaya, setiap budaya memiliki busananya tersendiri yang identik, yang disesuaikan dengan iklim serta geografisnya. Maka kiwari kita kenal dengan penamaan Busana Adat.
Secara kontekstual ada pula yang di adopsi oleh kebudayaan lain, kebudayaan yang moderen. Menjadikannya sebuah tren fashion yang melepaskan diri dari mana busana itu berasal. Karena desainnya yang ciamik sebagai alasan kenapa busana tersebut di adopsi dan bertendensi mengesampingkan soal utilitasnya.
Perkembangan perilaku manusia modern, mendorong reaksi desire untuk menghiasi tubuh meskipun kehangatan bukanlah alasan utama. Banyak orang mengenakan pakaian musim dingin pada musim yang lain demi alasan trendi bahkan di negara-negara tropis semacam Indonesia. Kini semuanya telah melintas dari budaya dan musim, semua bisa mengenakannya sepanjang musim.