Harapan bisa diibaratkan sebuah senapan lengkap dengan pisir untuk membidik objek dari harapannya, sering kali manusia terlalu percaya diri pada harapannya, tidak menyadari bhawa bidikan mereka bisa meleset dan akhirnya kecewa. Kekecewaan menjadi ciri paling khas dari melesetnya keinginan manusia.
Manusia yang terlambat sadar masih bisa dikatakan manusia yang beruntung, bahwa tidak semua hal akan tepat sasaran, tidak semua juga tepat pada waktu yang kita rencankan. Tapi waktu juga bisa menjadi penyelamat, ia bahkan datang di saat yang tak pernah kita pikirkan. Kekecewaan kadang kala memutus harapan selanjutnya, seolah yang kita inginkan hanya satu hal saja, sampai-sampai manusia memilih untuk tidak eksis lagi di kehidupan yang menggairahkan.
Manusia perlu perisai yang kuat untuk terhindar dari kecewa, harus memiliki hati lapis baja untuk tidak terluka oleh sayatan kekecewaan.