Sebuah berita yang di rilis pada tahun 2018 dan diberi judul “Fake-porn videos are being weaponised to harass and humiliate women”. Dalam laporan tersebut ada korban perempuan usia 40-an, dalam vidio itu dia terduduk diatas kasur, tersenyum begitu meyakinkan dengan atasan busana off-shoulder. Itu adalah wajahnya, sangat sulit untuk dibantah, wajahnya telah dicangkokan ke tubuh perempuan lain yang berperan sebagai aktris pornografi dan tentu saja hal ini diluar kendali dan persetujuannya, kemudian video itu tersebar secara online.
Kejadian yang menjijikan ini tentu akan menciptakan rasa malu bahkan trauma yang mendalam bagi siapapun yang menerimanya. Perasaan takut juga khawatir tentang berbagai tanggapan yang akan hadir dari orang terdekat, teman kerja, karena tidak mudah untuk meyakinkan bahwa itu palsu atau mencabut kembali yang sudah tersebar di internet.
Sebelum eranya vidio, Airbrushing dan Photoshop sudah lebih dulu mampu memanipulasi foto. Namun kini dengan dukungan perangkat lunak artificial intellegence/kecerdasan buatan yang kuat dan tersedia secara luas dikembangkan oleh perusahaan teknologi, vedio deepfake ini berkembang biak dengan cepat di internet, mengaburkan batas-batas antara kebenaran dan kepalsuan. Foto dan video menjadi sama rentannya dari pemalsuan yang begitu seperti nyata.
Jika masih ada yang kebingunan dengan apa itu deepfake dan bagaimana ia hadir ; pada mulanya ini buah dari keisengan anggota Reddit yang membikin software untuk mengedit video dengan memafaatkan teknologi yang mutakhir di dunia machine learning yaitu deep learning. Dengan teknologi ini siapa pun bisa mengganti siapa pun juga pada video jenis apa pun termasuk video porno, yang dibutuhkan hanyalah foto asli dan video asli, semakin lengkap foto target atau korban semakin sulit di deteksi video tersebut palsu.
Contoh yang paling dekat mengenai bentuk hasil dari deepfake adalah aplikasi yang merubah paras pengantin dengan wajah kita sendiri, ini bisa di temukan di beranda pertemanan kita di facebook. Semakin dekat dan semakin tidak bisa dikendalikan, terlihat semakin mudah digunakan berbeda dengan pertama kali kemunculannya.
Walau pun kemajuan dari setiap teknologi yang hadir itu membantu manusia dalam beraktivitas, namun tidak sedikit juga yang di gunakan terlalu bebas sampai mendobrak pondasi dari norma dan etika. Video deepfake menjadi musuh baru perempuan walau pun siapa saja tidak melulu perempuan yang bisa mendapatkannya, tetapi posisi perempuan selalu lebih rentan dari pada laki-laki. Deepfake telah mewakili bagaimana cara melecehkan perempuan, memnyebarluaskannya di situs video porno online.
#Deepfake vs Womans
# Fighting a new female enemy
# New era female enemy # Technology and women’s anxiety # Women terrorized by technology